SUARA cekikikan itu
membuat saya penasaran. Di warnet, saya melihat sebuah bilik yang
biasanya dipakai untuk seorang pengguna, digunakan sejumlah remaja putri
yang mengenakan pakaian seragam putih biru. Mereka, ada yang duduk, ada
pula yang berdiri. Saling berhimpitan. Tapi sepertinya mereka tak
peduli. Mata mereka seolah tak berkedip, semuanya tertuju pada satu
titik yang ada di depannya: layar monitor.
“Saya kira video itu asli.”
“Iya, awalnya saya pikir ini cuma hasil rekayasa.”
“Behhhh… Beeehhhh…..!”
“Iya, betuuull… Ha ha haaa….!”
“Ssstttt…. Jangan keras-keras, nanti kita ketahuan.”
“Puiiihhhh… iya yaa… Dia betullll..!”